
GARUT — Proses identifikasi terhadap 13 korban meninggal dunia akibat ledakan gudang amunisi milik TNI AD di Kabupaten Garut, Jawa Barat, akhirnya rampung. Pihak Rumah Sakit (RS) Dustira Cimahi yang menangani proses identifikasi jenazah memastikan bahwa seluruh korban telah teridentifikasi dan jenazahnya telah diserahkan kepada pihak keluarga.
Proses Identifikasi Berjalan Cepat
Komandan Pusat Kesehatan TNI AD (Kapuskesad) Mayjen TNI dr. Purwo Setyanto menyampaikan bahwa tim forensik bekerja intensif selama beberapa hari untuk memastikan identitas para korban. “Dari hasil pencocokan data antemortem dan postmortem serta dukungan dari tim DVI, seluruh korban kini telah dikenali,” ujarnya dalam konferensi pers, Selasa (14/5/2025).
Seluruh jenazah korban sebelumnya mengalami luka bakar berat akibat ledakan yang terjadi pada Sabtu (11/5) di Gudang Munisi Daerah (Gudmurah) milik Yonif 301/Prabu Kian Santang, Kecamatan Samarang, Garut. Identifikasi sempat menemui kesulitan karena kondisi jenazah yang tidak utuh, namun bantuan data dari keluarga korban mempercepat proses ini.
Penyerahan kepada Keluarga
Setelah identifikasi selesai, jenazah langsung diserahkan kepada masing-masing keluarga untuk dimakamkan. Penyerahan dilakukan melalui prosesi militer sebagai bentuk penghormatan terakhir. Beberapa keluarga tampak haru saat menerima jenazah. Mereka didampingi aparat TNI dan petugas psikologis dari Kesdam III/Siliwangi.
Kepala Staf TNI AD (KSAD) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak turut hadir dalam prosesi tersebut. Ia menyampaikan duka cita mendalam kepada para keluarga. “Mereka adalah prajurit terbaik bangsa. TNI AD akan bertanggung jawab penuh atas hak-hak keluarga yang ditinggalkan,” tegasnya.
Penyebab Ledakan Masih Diselidiki
Penyebab ledakan hingga kini masih diselidiki oleh tim gabungan TNI AD dan kepolisian. Dugaan awal mengarah pada kelalaian dalam penanganan amunisi lama yang sudah kedaluwarsa. Namun, hasil resmi baru akan diumumkan setelah penyelidikan tuntas.
Dukungan Psikologis dan Kompensasi
Selain santunan dari negara, TNI AD juga memberikan layanan psikologis bagi keluarga korban. Bantuan ini disediakan melalui rumah sakit militer dan posko bantuan di sekitar markas batalyon. Pemerintah juga siap memberikan dukungan tambahan bila diperlukan dalam proses pemulihan keluarga korban.