Wacana pemasangan eskalator di Candi Borobudur memicu perdebatan publik, terutama dari kalangan pelestari budaya dan masyarakat yang peduli terhadap warisan sejarah Indonesia. Ide tersebut mencuat setelah adanya rencana pemerintah untuk meningkatkan aksesibilitas ke situs warisan dunia itu. Berikut lima fakta yang perlu diketahui terkait rencana tersebut.

1. Rencana Eskalator untuk Akses Wisatawan Lansia dan Difabel

Pemerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) menyampaikan bahwa rencana pemasangan eskalator ini bertujuan mempermudah akses bagi wisatawan lansia dan penyandang disabilitas. Lokasi pemasangan direncanakan tidak langsung di tubuh candi, melainkan di jalur menuju puncak area pelataran candi. Hal ini diklaim agar tetap menjaga keaslian struktur candi.

2. Candi Borobudur Tetap Dilindungi dari Modifikasi Fisik Langsung

Direktur Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Hilmar Farid, menegaskan bahwa pemasangan eskalator tidak akan menyentuh bangunan utama Candi Borobudur. Pihak kementerian menolak keras jika ada perubahan fisik pada struktur candi yang bisa merusak nilai sejarah dan budaya situs tersebut.


3. Pro Kontra di Masyarakat dan Kalangan Budayawan

Wacana ini menimbulkan kontroversi di kalangan masyarakat dan pemerhati budaya. Banyak yang khawatir bahwa keberadaan eskalator, meski di luar struktur candi, dapat mengurangi nilai estetika dan kekhidmatan situs suci umat Buddha itu. Beberapa akademisi menyarankan agar aksesibilitas ditingkatkan dengan cara-cara non-invasif seperti penggunaan lift khusus di area non-historis.

4. Belum Ada Persetujuan dari UNESCO

Sebagai situs warisan dunia yang terdaftar di UNESCO, setiap perubahan pada kawasan Candi Borobudur harus mendapat izin dan persetujuan dari badan internasional tersebut. Hingga saat ini, belum ada konfirmasi resmi bahwa rencana eskalator telah diajukan atau disetujui oleh UNESCO. Proses kajian dan koordinasi masih berlangsung.

5. Pemerintah Janji Libatkan Banyak Pihak dalam Kajian

Pemerintah menyatakan akan melibatkan berbagai pihak, termasuk ahli konservasi, arkeolog, tokoh masyarakat, dan UNESCO sebelum proyek ini dilanjutkan. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan juga menegaskan bahwa prinsip pelestarian akan menjadi prioritas utama, dan tidak akan ada pembangunan yang bisa mengancam kelestarian Candi Borobudur.

Kesimpulan

Wacana pemasangan eskalator di Candi Borobudur masih dalam tahap kajian dan belum diputuskan secara final. Meskipun tujuannya untuk meningkatkan aksesibilitas, kekhawatiran terhadap potensi kerusakan nilai sejarah dan budaya menjadi perhatian serius. Pemerintah melalui Kemendikbudristek telah menegaskan komitmennya menjaga keaslian candi dan memastikan bahwa segala perubahan dilakukan secara hati-hati serta sesuai prosedur. Masyarakat pun diimbau untuk menunggu hasil kajian komprehensif sebelum menyimpulkan dampak rencana ini terhadap masa depan Candi Borobudur.