​Demonstrasi mahasiswa Tolak RUU TNI di Mojokerto

Pada Selasa, 25 Maret 2025, ratusan mahasiswa turun ke jalan di Mojokerto untuk menolak revisi Undang-Undang Tentara Nasional Indonesia (RUU TNI). Aksi yang berlangsung di depan kantor DPRD Mojokerto ini berlangsung panas, dengan pembakaran ban bekas dan penyalaan kembang api sebagai bentuk protes.

Aksi Ricuh: Saling Dorong dengan Polisi dan Pembakaran Ban

Mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Cipayung Plus dan Aliansi BEM Mojokerto Raya menggelar aksi demonstrasi yang sempat memanas. Bentrokan terjadi ketika massa mencoba merangsek ke dalam gedung DPRD, tetapi dihalau oleh aparat kepolisian. Selain itu, massa juga menyalakan kembang api dan membakar ban bekas sebagai simbol perlawanan mereka terhadap revisi UU yang dianggap kontroversial.

Demonstrasi ini menarik perhatian banyak pihak, termasuk masyarakat sekitar yang turut menyaksikan aksi protes yang berlangsung selama beberapa jam.

Blokade Jalan Nasional Mojokerto-Surabaya, Lalu Lintas Lumpuh

Selain aksi di depan DPRD, mahasiswa juga memblokade jalan nasional Mojokerto-Surabaya, menyebabkan kemacetan panjang. Pengguna jalan terpaksa mencari jalur alternatif akibat aksi ini.

Blokade jalan bukan pertama kali terjadi di Mojokerto. Pada 7 September 2022, ratusan mahasiswa juga pernah melakukan aksi serupa untuk memprotes kenaikan harga BBM di Simpang Lima Kenanten.

Tuntutan Mahasiswa: Tolak Revisi UU TNI!

Mahasiswa menolak revisi UU TNI yang mereka anggap berpotensi mengancam hak sipil dan bertentangan dengan prinsip demokrasi. Mereka mendesak agar pemerintah lebih transparan dan melibatkan masyarakat dalam pembahasan undang-undang ini.

Menurut para demonstran, revisi ini dikhawatirkan bisa membuka ruang bagi militer untuk lebih banyak berperan dalam urusan sipil, yang bertentangan dengan reformasi TNI pasca-reformasi 1998.

Aparat Berjaga, Demonstrasi Berakhir Kondusif

Aparat kepolisian dikerahkan untuk menjaga situasi tetap terkendali. Meskipun terjadi ketegangan, aksi demonstrasi ini akhirnya berjalan kondusif tanpa laporan adanya korban luka atau kerusakan fasilitas publik.

Kapolres Mojokerto menegaskan bahwa pihaknya akan terus memantau perkembangan situasi dan memastikan keamanan tetap terjaga.

Kesimpulan: Suara Mahasiswa Harus Didengar

Demonstrasi di Mojokerto menunjukkan gelombang protes yang semakin besar terhadap revisi UU TNI. Blokade jalan dan aksi pembakaran ban menjadi sinyal bahwa mahasiswa menuntut perubahan nyata. Pemerintah diharapkan segera merespons aspirasi mahasiswa dengan membuka ruang dialog guna menghindari eskalasi lebih lanjut dan menjaga stabilitas politik di Indonesia.