
Gempa Magnitudo 7,7 Guncang Myanmar
Gempa bumi berkekuatan magnitudo 7,7 mengguncang wilayah Sagaing, Myanmar, pada Jumat (28/3/2025) sekitar pukul 12.50 waktu setempat. Guncangan dahsyat ini mengakibatkan kepanikan dan kerusakan bangunan di Myanmar. Getaran juga dirasakan hingga ke Bangkok, Thailand, menyebabkan beberapa infrastruktur mengalami kerusakan. Otoritas setempat melaporkan adanya potensi gempa susulan yang dapat memperparah kondisi di wilayah terdampak.
Penjelasan BMKG: Indonesia Tidak Terdampak
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memastikan bahwa gempa yang berpusat di Myanmar tidak berdampak pada wilayah Indonesia. Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menjelaskan bahwa bencana tersebut tidak memiliki keterkaitan langsung dengan aktivitas seismik di Indonesia. “Meskipun kekuatan getaran tergolong besar, posisi episentrum yang jauh dari Indonesia membuat tidak ada dampak signifikan bagi wilayah kita,” ungkapnya.
Lebih lanjut, BMKG menegaskan bahwa gempa ini tidak berpotensi menimbulkan tsunami di Indonesia. Masyarakat diimbau untuk tetap waspada terhadap informasi resmi terkait aktivitas seismik dan tidak terpancing hoaks yang beredar di media sosial.
Analisis Ahli: Dampak Besar di Thailand dan Myanmar
Meski Indonesia tidak terdampak, gempa ini memberikan dampak besar bagi negara-negara tetangga. Thailand melaporkan adanya kerusakan bangunan di Bangkok dan kota-kota lain akibat getaran yang kuat. Beberapa wilayah di Myanmar mengalami pemadaman listrik dan kerusakan infrastruktur parah.
Menurut para ahli gempa BMKG, guncangan yang terasa hingga Thailand menandakan bahwa aktivitas seismik di Myanmar cukup kuat dan memengaruhi lempeng tektonik di kawasan tersebut. Namun, karena jaraknya yang jauh, Indonesia tidak mengalami efek langsung dari bencana ini.
Kesimpulan: Indonesia Aman, Tetap Waspada
Meskipun gempa dahsyat ini mengguncang Myanmar dan berdampak hingga Thailand, BMKG menegaskan bahwa Indonesia tidak terdampak secara langsung. Masyarakat diimbau untuk tetap tenang, selalu mengikuti perkembangan informasi dari sumber resmi, dan tidak mudah percaya pada berita yang belum terverifikasi.
Kejadian ini menjadi pengingat bahwa kawasan Asia Tenggara masih berada di wilayah rawan gempa, sehingga penting bagi masyarakat untuk memahami langkah mitigasi dan selalu siap menghadapi potensi bencana alam di masa mendatang.