Tensi Global Meningkat Usai Serangan AS ke Iran,China Ajukan Resolusi Gencatan Senjata ke PBB

Beijing, 10 Juni 2025 — Pemerintah Tiongkok resmi mengajukan resolusi gencatan senjata darurat ke Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) setelah Amerika Serikat melakukan serangan udara terhadap fasilitas nuklir Iran pada Senin malam waktu setempat. Serangan yang diklaim sebagai langkah preventif oleh Washington itu langsung memicu kekhawatiran eskalasi konflik besar di kawasan Timur Tengah.

Serangan tersebut menghantam pusat pengayaan uranium di Natanz, salah satu fasilitas nuklir utama milik Iran. Meskipun pihak AS menyatakan serangan itu ditujukan untuk menghentikan perkembangan senjata nuklir Iran, Teheran menanggapi dengan keras dan menyebut tindakan tersebut sebagai “agresi militer terang-terangan” yang melanggar hukum internasional.

China Serukan Dialog dan Gencatan Senjata Global

Menanggapi situasi yang memanas, pemerintah Tiongkok bergerak cepat dengan mengajukan draft resolusi gencatan senjata ke Dewan Keamanan PBB. Dalam pernyataan resmi Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Beijing menegaskan bahwa stabilitas global hanya dapat dicapai melalui dialog diplomatik, bukan tindakan militer sepihak.

“Konflik ini berpotensi memicu instabilitas yang meluas. Kami menyerukan semua pihak untuk menahan diri dan kembali ke meja perundingan,” ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Wang Wenbin, dalam konferensi pers di Beijing.

Resolusi tersebut menyerukan penghentian segera semua aksi militer antara AS dan Iran, serta pembentukan tim pengawas internasional untuk menilai dampak serangan terhadap fasilitas nuklir yang terkena bom.

Respons Dunia Internasional

Langkah Tiongkok mendapat sambutan beragam dari anggota tetap Dewan Keamanan PBB. Rusia menyatakan dukungan penuh terhadap resolusi tersebut, sementara Inggris dan Prancis masih mengkaji isi dokumen sebelum memberikan tanggapan resmi. Sementara itu, perwakilan AS di PBB menyatakan keberatan terhadap beberapa poin dalam draf resolusi, khususnya terkait tudingan pelanggaran terhadap hukum internasional.

Di luar Dewan Keamanan, sejumlah negara anggota PBB juga menyuarakan keprihatinan atas memburuknya situasi. Uni Eropa menyerukan penghentian kekerasan dan meminta AS serta Iran untuk menunjukkan komitmen terhadap solusi damai. Sekretaris Jenderal PBB António Guterres turut menyampaikan pernyataan, menyerukan pengendalian diri dari semua pihak.

Iran Bersiap Membalas, Dunia Cemas

Pemerintah Iran menyatakan tidak akan tinggal diam. Dalam pidato nasional yang disiarkan televisi, Presiden Iran menyebut bahwa negaranya “memiliki hak untuk mempertahankan diri” dan menyatakan bahwa semua opsi masih terbuka. Sementara itu, militer Iran mulai meningkatkan siaga di berbagai titik strategis, termasuk kawasan Teluk Persia.

Ketegangan yang meningkat ini langsung berdampak pada pasar global. Harga minyak melonjak tajam akibat kekhawatiran akan terganggunya jalur distribusi energi di Timur Tengah. Para investor juga mulai menjual aset berisiko dan beralih ke instrumen yang lebih aman seperti emas dan dolar AS.

Penutup

Situasi geopolitik yang berkembang cepat ini kini berada di tangan Dewan Keamanan PBB. Usulan resolusi dari China akan menjadi ujian penting bagi kerja sama multilateral dalam merespons konflik internasional. Jika tidak segera diatasi melalui diplomasi, ketegangan ini dikhawatirkan bisa berubah menjadi konflik berskala luas yang mengancam perdamaian dunia.