Jakarta – Di tengah gempuran permainan digital modern, tradisi lokal dengan nilai budaya dan spiritual mulai terlupakan. Salah satu permainan yang kini jarang dikenal adalah Badomba. Ini merupakan permainan khas masyarakat Betawi yang tidak hanya menghibur, tetapi juga memiliki unsur mistis.

Asal Usul dan Makna Filosofis

Badomba berasal dari kata “domba”, namun bukan merujuk pada hewan ternak. Dalam budaya Betawi, Badomba adalah permainan adu kekuatan batin dan strategi. Peserta permainan ini diyakini harus memiliki kepekaan spiritual.

Permainan ini dulu sering dimainkan oleh anak-anak hingga remaja di kampung sekitar Jakarta. Biasanya dilakukan saat bulan purnama atau malam Jumat Kliwon, waktu yang dipercaya memiliki kekuatan spiritual besar.

Badomba tidak hanya menguji keberanian, tetapi juga mengasah intuisi. Para pemain perlu memahami bahasa tubuh lawan dan membaca gerak-geriknya. Permainan ini dipercaya melatih “indra keenam” para pemain.

Unsur Gaib dalam Permainan

Ciri khas Badomba terletak pada unsur gaib yang menyertainya. Dalam beberapa versi, pemain harus menjalani ritual kecil sebelum bermain. Contohnya membasuh tangan dengan air bunga atau membaca doa tertentu.

Permainan ini juga tidak bisa dilakukan sembarangan. Izin dari sesepuh kampung seringkali dibutuhkan. Jika aturan dilanggar, konon bisa terjadi kesurupan atau pemain jatuh sakit. Oleh karena itu, tata cara permainan dijaga dengan ketat.

Biasanya, hanya mereka yang dianggap cukup matang secara batin yang boleh bermain. Hal ini menunjukkan pentingnya kesiapan mental dan spiritual dalam permainan ini.

Budaya yang Mulai Terlupakan

Seiring zaman yang terus berubah, Badomba mulai ditinggalkan. Minimnya dokumentasi dan pewarisan budaya membuat permainan ini perlahan menghilang. Gaya hidup modern turut mempercepat hilangnya tradisi ini.

Kini, hanya beberapa komunitas Betawi yang mencoba melestarikannya. Salah satunya melalui pertunjukan seni dan acara budaya di kampung adat seperti Setu Babakan.

Upaya Pelestarian

Dinas Kebudayaan DKI Jakarta telah mulai memperhatikan permainan tradisional ini. Mereka mendata dan mendokumentasikan Badomba bersama permainan lainnya. Beberapa sekolah juga mengenalkan permainan ini dalam kegiatan ekstrakurikuler.

Pakar budaya Betawi, almarhum H. Ridwan Saidi, pernah mengatakan bahwa Badomba adalah proses pembentukan karakter. Selain itu, permainan ini melatih ketahanan mental dan menumbuhkan pengetahuan spiritual.

Penutup

Badomba menunjukkan bahwa kekayaan budaya Indonesia tidak hanya soal kesenian atau kuliner. Permainan rakyat seperti ini menyimpan filosofi dan kepercayaan spiritual yang dalam. Di tengah arus modernisasi, pelestariannya menjadi penting agar generasi muda tidak kehilangan akar budayanya. Menjaga Badomba berarti melestarikan nilai luhur masyarakat Betawi.