Perjanjian Dagang Strategis Indonesia-EU CEPA Mendekati Titik Akhir

Pemerintah Indonesia menyatakan bahwa perundingan Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU CEPA) telah memasuki tahap akhir. Perundingan yang dimulai sejak 2016 ini kini tinggal menyisakan beberapa poin teknis yang masih perlu disepakati. Sebagian besar isu krusial disebut sudah berhasil diselesaikan oleh kedua pihak.

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menjelaskan bahwa perjanjian ini memiliki potensi besar bagi peningkatan ekspor Indonesia. Terutama ke negara-negara anggota Uni Eropa. “Kita sudah hampir sampai pada garis akhir. Tinggal beberapa hal teknis yang perlu diselesaikan. Ini akan menjadi momentum penting bagi perdagangan dan investasi Indonesia,” ujarnya dalam konferensi pers, Selasa (10/6/2025).

Potensi Peningkatan Ekspor hingga 57%

Menurut kajian Kementerian Perdagangan, implementasi Indonesia-EU CEPA bisa meningkatkan ekspor Indonesia ke Uni Eropa hingga 57%. Beberapa produk unggulan yang akan diuntungkan antara lain kelapa sawit, karet, tekstil, alas kaki, furnitur, dan hasil perikanan. Manfaat ini diperoleh dari penghapusan tarif dan kemudahan akses pasar.

Sektor otomotif dan elektronik juga diperkirakan akan tumbuh pesat. Hal ini karena terbukanya peluang investasi serta alih teknologi dari Eropa. Indonesia akan semakin kompetitif di rantai pasok global. Ini sejalan dengan strategi pemerintah dalam mendorong hilirisasi industri nasional.

Tantangan dan Komitmen Keberlanjutan

Meski prospeknya cerah, perjanjian ini tetap menghadapi tantangan. Terutama menyangkut isu lingkungan, hak buruh, dan keberlanjutan yang menjadi sorotan Uni Eropa.

Pemerintah Indonesia menegaskan komitmennya dalam memperbaiki standar keberlanjutan. Termasuk di sektor kelapa sawit dan pertambangan. Namun, hal itu tetap dilakukan tanpa mengorbankan kepentingan nasional.

Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga menambahkan bahwa pendekatan dialog terus dikedepankan. Tujuannya agar kedua pihak saling memahami latar belakang dan kepentingan masing-masing. “Kami tidak ingin Indonesia-EU CEPA menjadi beban, tapi peluang bersama. Prinsip keadilan dan keberlanjutan adalah dasar negosiasi,” ucapnya.

Harapan Penandatanganan Tahun Ini

Pemerintah menargetkan perjanjian ini dapat ditandatangani sebelum akhir 2025. Setelah itu, proses ratifikasi akan dimulai oleh parlemen dari masing-masing negara.

Indonesia-EU CEPA akan menjadi salah satu perjanjian dagang bilateral terbesar yang pernah dijalin Indonesia. Kesepakatan ini juga akan memperkuat posisi Indonesia di panggung perdagangan internasional.

Kesimpulan

Perjanjian Indonesia-EU CEPA yang hampir rampung menjadi peluang besar bagi Indonesia. Baik untuk memperluas pasar ekspor, menjalin kemitraan strategis, maupun mendorong transformasi industri nasional. Dengan proyeksi peningkatan ekspor hingga 57%, IEU-CEPA diharapkan mampu mempercepat pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang.