
Kronologi Kejadian Tawuran Geng Motor di Cibeureum Sukabumi
Pada Selasa malam, 22 April 2025, sekitar pukul 20.30 WIB, jajaran Polsek Cibeureum Polres Sukabumi Kota berhasil menggagalkan rencana tawuran antara dua geng motor pelajar yang dikenal dengan nama Jeprut 71 dan Barmet. Aksi ini terendus berkat laporan warga yang mencurigai aktivitas sekelompok remaja di wilayah Jalan Pembangunan, Babakan Cibeureum.
Menanggapi laporan tersebut, polisi segera melakukan patroli dan berhasil mengamankan lima remaja laki-laki yang masih berstatus pelajar. Berdasarkan pemeriksaan awal, mereka diketahui merupakan bagian dari geng motor Jeprut 71 dan sedang mempersiapkan diri untuk tawuran dengan kelompok rivalnya, Barmet.
Polisi turut menyita sebilah golok dan satu unit sepeda motor yang diduga akan digunakan dalam bentrokan.
Tindakan Kepolisian dan Upaya Pembinaan
Kapolsek Cibeureum, AKP Suwaji, menyampaikan bahwa tindakan pencegahan ini merupakan bagian dari strategi pihak kepolisian dalam meminimalisir kenakalan remaja di wilayah hukum Polsek Cibeureum. Penanganan kasus ini dilakukan dengan pendekatan peradilan anak, mengingat para pelaku masih di bawah umur.
Kelima remaja tersebut akan menjalani pembinaan melalui program Lentera Bintana, yang bertujuan membentuk pola pikir yang positif, kreatif, religius, serta membangun karakter yang produktif dan bertanggung jawab.
Kasus Serupa Sehari Sebelumnya
Satu hari sebelumnya, pada Senin, 21 April 2025, dua pelajar berinisial MRA (17) dan RMR (16) juga diamankan oleh aparat dari lokasi berbeda, yakni di Jalan Parahita, Kelurahan Limusnunggal. Mereka dicurigai hendak melakukan tawuran antar pelajar yang diawali dengan konvoi sepeda motor. Polisi kembali mengamankan barang bukti berupa golok pendek dan sepeda motor.
Program Pembinaan melalui Pondok Pesantren
Sebagai langkah lanjutan, total delapan remaja yang terlibat dalam kasus serupa dititipkan ke pondok pesantren. Harapannya, mereka bisa dibina secara moral dan spiritual agar tidak kembali terlibat dalam geng motor maupun aktivitas berbahaya lainnya. Program ini dirancang untuk membentuk remaja yang lebih baik, berakhlak, dan membanggakan keluarga serta lingkungan.
Kesimpulan
Keberhasilan polisi mencegah tawuran menunjukkan pentingnya peran aktif masyarakat dalam menjaga keamanan. Respons cepat aparat, serta pendekatan pembinaan yang diterapkan, mampu mencegah bentrokan dan memberi ruang bagi remaja untuk memperbaiki diri.