Kronologi Kejadian di Gunung Salak

Bogor — Seorang pria berusia 60 tahun yang sebelumnya dilaporkan hilang saat mendaki Gunung Salak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, ditemukan dalam kondisi tak bernyawa. Korban bernama Surya Santosa dilaporkan menghilang sejak Minggu (8/6/2025). Saat itu, ia sedang hiking seorang diri melalui jalur Curug Seribu, Kecamatan Pamijahan.

Menurut keterangan keluarga, Surya merupakan pendaki berpengalaman. Ia sering melakukan hiking di berbagai gunung di Jawa Barat. Namun, pendakiannya kali ini berbeda. Ia tidak kunjung kembali hingga malam hari. Keluarga yang khawatir langsung melapor ke tim SAR pada Senin pagi.

Upaya Pencarian oleh Tim SAR

Tim SAR gabungan segera melakukan pencarian intensif setelah menerima laporan. Mereka terdiri dari Basarnas, BPBD Kabupaten Bogor, TNI, Polri, relawan, dan warga sekitar. Pencarian dilakukan melalui jalur darat. Tim menyusuri hutan lebat dan aliran air, meski medan cukup berat dan cuaca buruk.

Proses pencarian berlangsung hampir dua hari. Korban akhirnya ditemukan Selasa pagi (10/6/2025), di kaki Gunung Salak. Lokasinya sekitar dua kilometer dari titik terakhir korban terpantau. Jenazah ditemukan terbujur di semak belukar, dekat aliran sungai kecil. Tubuh korban sudah dalam kondisi kaku.

Penyebab Kematian dan Penanganan

Kepala Kantor SAR Jakarta, Fazzli, menyampaikan dugaan awal penyebab kematian. Menurut tim medis, korban mengalami kelelahan berat. Kondisi tersebut diperparah cuaca malam yang sangat dingin. “Korban diduga mengalami hipotermia akibat suhu rendah dan kurangnya perlindungan,” jelas Fazzli.

Jenazah langsung dievakuasi ke RSUD Ciawi untuk visum. Setelah itu, diserahkan kepada keluarga. Polisi menyatakan tidak ada tanda-tanda kekerasan atau unsur kriminal pada tubuh korban.

Imbauan bagi Pendaki

Basarnas mengimbau agar pendaki lebih berhati-hati, terutama mereka yang berusia lanjut atau mendaki sendirian. Penting untuk mempersiapkan kondisi fisik dan perlengkapan yang memadai. Pendaki juga disarankan memberi tahu rencana perjalanannya kepada keluarga atau petugas.

“Gunung bukan tempat wisata biasa. Kondisi alam bisa berubah drastis. Kita harus selalu siap menghadapi segala kemungkinan,” tegas Kepala BPBD Kabupaten Bogor.

Peristiwa ini menjadi pengingat bahwa alam menyimpan risiko. Keselamatan harus selalu menjadi prioritas utama dalam setiap petualangan.