
Gelombang Teror Busur Panah Mencekam Kota Makassar
Kepolisian Resor Kota Besar (Polrestabes) Makassar berhasil menangkap 27 pemuda yang diduga terlibat dalam serangkaian aksi teror menggunakan busur panah. Aksi brutal ini telah meresahkan masyarakat, terutama menjelang dan selama bulan Ramadan. Para pelaku beraksi secara acak, menyerang warga yang sedang beraktivitas di malam hingga dini hari, menyebabkan kepanikan dan ketakutan di berbagai wilayah Makassar.
Masyarakat mengaku semakin khawatir karena para pelaku sering menyerang tanpa alasan yang jelas. Beberapa di antara mereka melancarkan aksinya saat berkendara di jalanan, membuat korban sulit menghindar. Warga pun mulai membatasi aktivitas di luar rumah pada malam hari demi menghindari kemungkinan menjadi sasaran serangan.
Delapan Korban Luka, Termasuk Anggota Polisi
Kapolrestabes Makassar, Kombes Pol Arya Perdana, mengungkapkan bahwa aksi teror ini telah mengakibatkan delapan orang mengalami luka-luka, termasuk seorang anggota kepolisian yang sedang tidak bertugas. Para korban kebanyakan mengalami luka di bagian tangan, kaki, dan punggung akibat anak panah yang ditembakkan oleh para pelaku.
Seorang warga bernama Rian (25) mengaku nyaris terkena serangan saat sedang mengendarai motor di sekitar Kecamatan Rappocini. “Saya lihat ada orang berboncengan melepaskan sesuatu, tiba-tiba saya merasa ada yang melesat ke arah saya. Untung saya bisa menghindar, kalau tidak mungkin saya sudah jadi korban,” ujarnya.
Polisi Jadi Target: Serangan Brutal Saat Pulang Salat Subuh
Salah satu insiden yang menghebohkan terjadi pada Sabtu, 1 Maret 2025. Bripda MRH (21), seorang anggota kepolisian, menjadi korban serangan saat pulang dari salat subuh di Jalan Pelita, Kecamatan Panakkukang. Sekelompok pemuda mendekatinya dan tanpa peringatan langsung melepaskan anak panah ke arahnya.
Bripda MRH mengalami luka serius di bagian lengan dan harus menjalani operasi di rumah sakit. “Kami melihat kejadian ini sebagai bentuk eskalasi dari aksi teror yang semakin berani. Oleh karena itu, kami tidak tinggal diam,” ujar Kombes Pol Arya Perdana.
Operasi Besar-Besaran, 27 Pelaku Dibekuk
Menanggapi maraknya serangan ini, Polrestabes Makassar bergerak cepat dengan melakukan operasi besar-besaran di berbagai titik rawan. Dalam kurun waktu beberapa hari, sebanyak 27 pemuda berhasil ditangkap dalam serangkaian penggerebekan di beberapa kecamatan di Makassar.
Barang bukti berupa puluhan busur panah, anak panah dengan ujung runcing, senjata tajam, hingga narkoba ditemukan dalam penggerebekan tersebut. Polisi menduga ada kemungkinan keterkaitan antara kelompok ini dengan jaringan kriminal lainnya.
“Para pelaku masih dalam proses pemeriksaan lebih lanjut. Kami ingin mengungkap apakah mereka hanya sekadar geng pemuda yang mencari sensasi atau ada motif lain yang lebih serius,” tambah Kombes Arya.
Keamanan Diperketat, Masyarakat Diminta Waspada
Sebagai langkah pencegahan, kepolisian memperketat patroli di beberapa titik rawan, terutama pada malam hingga dini hari. Razia terhadap kelompok pemuda yang berkumpul tanpa tujuan jelas juga semakin diperketat.
Polisi mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan segera melapor jika menemukan aktivitas mencurigakan. “Kami berkomitmen untuk menjaga keamanan warga. Jangan ragu melapor jika melihat sesuatu yang mencurigakan,” kata Kombes Arya.
Dengan tertangkapnya 27 pelaku ini, diharapkan gelombang teror busur panah di Makassar dapat segera berakhir dan masyarakat bisa kembali beraktivitas dengan tenang.