Kerja Sama Strategis Freeport dan Antam

PT Freeport Indonesia (PTFI) telah memulai penjualan emas olahannya kepada PT Aneka Tambang Tbk (Antam). Pengiriman perdana berjumlah 125 kilogram emas batangan dengan kemurnian 99,99 persen. Kesepakatan ini merupakan bagian dari kontrak kerja sama lima tahun senilai 12,5 miliar dolar AS.

Hilirisasi dan Pengurangan Ketergantungan Impor

Menteri BUMN, Erick Thohir, menegaskan bahwa kerja sama ini mendukung strategi Mining Industry Indonesia (MIND ID). Ini bertujuan untuk hilirisasi emas dan mengurangi ketergantungan impor. Fasilitas pemurnian PTFI dapat memproduksi hingga 50 ton emas per tahun, dengan Antam menyerap 30 ton di antaranya.

Dampak Ekonomi yang Signifikan

Erick menyebut hilirisasi sebagai langkah strategis. Langkah ini diharapkan memberikan manfaat besar bagi perekonomian nasional. Hal ini juga mendukung arahan Presiden Prabowo Subianto yang mendorong swasembada energi dan hilirisasi sumber daya alam. Indonesia memiliki cadangan emas 2.600 metrik ton, namun masih berada di peringkat ke-43 dunia. Langkah ini diharapkan memperkuat posisi Indonesia di pasar global.

Pengiriman Perdana Bernilai Ratusan Miliar

Pengiriman emas perdana dari fasilitas Precious Metal Refinery (PMR) Smelter PTFI ke Antam bernilai sekitar Rp 207 miliar. Kerja sama ini bertujuan mengurangi ketergantungan Antam terhadap impor logam mulia, khususnya emas batangan.

Komitmen terhadap Kedaulatan Mineral

Direktur Utama MIND ID, Hendi Prio Santoso, menekankan pentingnya sinergi ini. Hal ini akan memperkuat industri pertambangan nasional dan mendukung kedaulatan mineral Indonesia. Selain emas, PTFI juga berkomitmen mempercepat hilirisasi mineral lain, seperti perak.

Kesimpulan

Kerja sama PTFI dan Antam ini diharapkan memperkuat industri pertambangan nasional, mengurangi ketergantungan impor, dan memberikan dampak positif bagi perekonomian Indonesia dalam jangka panjang.