Purwakarta, 18 Juli 2025 — Tokoh politik Jawa Barat sekaligus mantan Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi, menyatakan kesiapannya untuk menjalani pemeriksaan oleh pihak kepolisian terkait insiden tragis yang terjadi saat pesta rakyat pernikahan anaknya, yang digelar awal pekan ini. Dalam acara tersebut, sejumlah tamu mengalami luka-luka, dan dua orang dilaporkan meninggal dunia akibat desak-desakan saat rebutan sembako gratis.

Tragedi di Tengah Kebahagiaan

Acara pernikahan anak Dedi Mulyadi digelar secara besar-besaran di alun-alun Purwakarta, dengan mengusung konsep pesta rakyat. Ribuan warga diundang untuk meramaikan acara, yang turut diisi dengan hiburan, bazar UMKM, dan pembagian sembako gratis.

Namun, euforia berubah menjadi petaka ketika ribuan warga berdesakan saat antre mengambil paket sembako. Kepanikan terjadi ketika pagar pembatas roboh, menyebabkan sejumlah warga terjatuh dan terinjak-injak. Dua orang dilaporkan meninggal dunia di tempat, sementara lebih dari 20 orang mengalami luka-luka dan harus dirawat di rumah sakit.

Pernyataan Dedi Mulyadi

Dalam konferensi pers yang digelar di kediamannya pada Kamis malam (17/7), Dedi Mulyadi menyampaikan belasungkawa mendalam kepada keluarga korban dan menegaskan bahwa dirinya akan kooperatif dalam proses penyelidikan.

“Ini adalah musibah yang tidak pernah kami harapkan. Saya pribadi bertanggung jawab secara moral dan siap diperiksa oleh pihak kepolisian. Kami tidak berniat menyakiti siapa pun, acara ini seharusnya menjadi momen berbagi dan kebahagiaan,” ujarnya.

Polisi Selidiki Unsur Kelalaian

Kapolres Purwakarta AKBP Roni Setiawan mengatakan bahwa pihaknya telah mengumpulkan keterangan dari sejumlah saksi mata dan panitia penyelenggara. Polisi juga akan memanggil Dedi Mulyadi untuk dimintai keterangan, mengingat ia sebagai pihak penyelenggara utama acara tersebut.

“Kami sedang mendalami unsur kelalaian dalam penyelenggaraan acara ini. Jika ditemukan pelanggaran prosedur keamanan dan kerumunan, tentu akan kami proses sesuai hukum,” tegas Roni.

Respons Masyarakat dan Pengamat

Di media sosial, publik memberikan beragam respons. Banyak yang menyayangkan minimnya pengamanan dan manajemen kerumunan dalam acara berskala besar seperti ini. Beberapa pengamat juga menyoroti kecenderungan tokoh publik menjadikan acara pribadi sebagai ajang populisme yang tidak dirancang dengan standar keselamatan yang memadai.

Rangkuman

Tragedi dalam pesta rakyat pernikahan anak Dedi Mulyadi menyisakan duka mendalam. Dua orang tewas dan puluhan luka-luka akibat desak-desakan saat pembagian sembako. Dedi Mulyadi menyatakan siap diperiksa polisi dan mengaku bertanggung jawab secara moral. Polisi tengah menyelidiki kemungkinan kelalaian dalam pengamanan acara. Peristiwa ini menjadi pelajaran penting tentang pentingnya manajemen risiko dan keselamatan dalam penyelenggaraan acara besar yang melibatkan massa.